Jumat, 22 Juli 2011

"MAKNA DARI TIRTA"


Tirtha pada dasarnya adalah air yang telah melalui proses pembersihan dan penyucian secara ritual sehingga bersifat sakral dan diyakini dapat menumbuhkan perasaan dan atau pikiran yang suci. Untuk mendapatkan tirtha ada dua macam cara yaitu: Pertama, dengan cara naur (memohon) yang dapat dilakukan oleh pinandita (pemangku, dalang, balian termasuk sang yajamana (umat yang sedang menyelenggarakan upacara yajna).

Kedua, dengan cara makarya (membuat) yang hanya bisa dilakukan oleh seorang pandita (orang yang sudah madwijati)


"HARI RAYA BESAR UMAT HINDU"

Hari raya keagamaan Hindu dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu yang
dirayakan berdasarkan wuku (pawukon) datangnya setiap enam bulan sekali, dan yang dirayakan berdasarkan sasih datangnya setiap satu tahun sekali. Hari raya yang berdasarkan wuku antara lain :


- Hari Raya Saraswati
- Hari Raya Pagerwesi
- Hari Raya Galungan
- Hari Raya Kuningan


"DASA SILA"


Dasa Sila artinya sepuluh macam perbuatan yang baik dan mulia yang perlu diikuti
dan dilaksanakan oleh umat Hindu, meliputi :

1. Ahimsa atau tidak membunuh atau menyakiti.

2. Brahmacari atau dapat mengendalikan nafsu birahi.


Tari Truna Jaya


The Trunajaya dance describes the emotions of a young man through love and passion. The dance movements reflect the theme of courtship and love.

Truna meaning 'single' and jaya meaning 'to win' immediately gives an understanding of the dance. Ironically, the dancer are young women who take on the role of young men. The women wear a 'destar' normally worn by men and an unusual loin-cloth called a 'kancut'. The Trunajaya is normally danced by a single female but sometimes two, dancing together in synchronous movements and to the mesmorotic sounds of the 'Gong Kebyar', a fast, rhythmic beat which goes in harmony to the dance. The dance was created by Wayan Wandres and refined by Gde Manik, from Jagaraga, Singaraja, Northern Bali